BANGGAI KEPULAUAN SEBAGAI TUJUAN WISATA DI INDONESIA
Banggai Kepulauan (Bangkep
merupakan wilayah kepulauan yang terletak di Propinsi SulawesI Tengah, Luas hamparan laut di wilayah ini dua kali
lipat dibandingkan dengan luas daratan yang ada. .
Sebagai
wilayah kepulauan, laut menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat di sana
karena di sanalah terdapat potensi dan kekayaan alam yang pantas diolah dan
diusahakan sebagai penopang kehidupan penduduk Bangkep. Laut yang bagi banyak
orang terkesan menakutkan bagi kabupaten ini
Bangkep
bergantung pada kehidupan sektor pertanian, termasuk perikanan. Separuh
penduduk lebih hidup dari sektor ini, yakni 61.630 orang, sedangkan penduduk
yang hidup dari perikanan 8.299 orang. Sudah umum diketahui kebanyakan petani
merangkap sebagai nelayan.
Selain sector kelautan Banggai Kepulauan juga perkebunan wilayah ini adalah kelapa, cengkeh,
kakao, dan jambu mete yang dihasilkan hampir di seluruh kecamatan.
Wilayah
Bangkep kaya akan keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Namun
karena terkendala sarana yang kurang memadai sehingga menjadi kendala bagi
perkembangan sektor wisata di daerah ini oleh karena itu perlu bantuan serta
perhatian dari pemerintah pusat terutama departemen pariwisata dan kelautan.
Diharapkan pemerintah secepatnya memberdayakan masyarakat agar potensi kelautan
maupun wisata di daerah ini dapat terekspose hingga ke mancanegara sehingga
akan menjadi nilai tambah bagi kemajuan perekonomian daerah Banggai Kepulauan.
Kabupaten Banggai kepulauan memiliki
pulau-pulau sedang dan kecil antara lain Pulau Peleng, Pulau Banggai, Pulau
Bangkurung, Pulau Salue Besar, Pulau Labobo dan 116 pulau-pulau kecil lainnya.
Kepulauan ini merupakan kawasan yang sangat bagus untuk melakukan berbagai
kegiatan air seperti berenang dan menyelam. Di kawasan perairan ini wisatawan
mungkin dapat melihat dugong atau sapi laut dan bahkan ikan paus.
Banggai Kepulauan termasuk dalam
kawasan wilayah yang memiliki keunikan tersendiri. Wilayah ini terdiri dari
pulau besar, pulau kecil, pegunungan dan perbukitan. Di pedalaman tersebar
beraneka ragam flora dan fauna, pesisir pantai kaya akan keanekaragaman
ekosistem laut, seperti hutan bakau, padang , tipe-tipe serta biota laut
lainnya.
Untuk wisata pantai dan bawah laut
maka Pulau Mekelu (Pulau Tikus ), Pulau Lasampung Delopo, Kembongan, merupakan
tempat yang di kelilingi pasir putih dan terumbu karang. Keindahan bawah laut
Tolobundu di pulau Lo. Bangkurung. Wilayah ini terdiri dari pulau-pulau kecil,
tersebar terumbu infsourlamwaessii pteanrgiwahisata nusantara 561 karang, ikan
hias dan pasir putih banyak terdapat dipulau ini.
Pulau Kembongan merupakan objek
wisata pantai. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu diving, snorkelling, Pulau
Sampu-sampuan adalah sebuah pulau kecil yang hanya berukuran 2 kilometer dan
untuk mencapainya harus menggunakan perahu motor selama empat jam perjalanan.
Pulau ini memiliki pasir putih dan pantainya bergoa-goa. Keindahan bawah
lautnya sangat menakjubkan karena memiliki berbagai jenis ikan hias yang unik.
Masyarakat local biasa menyebutnya sebagai ikan Capungan Banggai (Pterapogon
kauderni) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Banggai Cardinal Fish
adalah ikan yang unik. Ikan ini mempunyai wilayah distribusi yang sangat
terbatas yaitu di Kepulauan Banggai-Sulawesi Tengah. Capungan Banggai
juga dijumpai di perairan Teluk Luwuk,Selat Lembeh, Teluk Palu, dan di
Gilimanuk Bali. Keberadaan capungan Banggai di luar Kepulauan
Banggai adalah berasal dari Banggai yang dibawa oleh kegiatan perdagangan
dan dilepaskan di perairan-perairan ini.
Ukuran badannya tergolong kecil
(mencapai 8 cm) dan bukan merupakan perenang aktif. Di dalam air Capungan
Banggai yang dijumpai terlihat diam tidak bergerak. Cara reproduksinya
juga unik, telur yang sudah dibuahi akan dierami di mulut sang jantan dan
menetas di dalamnya. Setelah itu barulah sang ayah membuka mulut dan
keluarlah ikan-ikan kecil. Selama mengerami hingga menetas, sang ayah
tidak makan sama sekali (sekitar 4). Dengan demikian, berbeda dengan
biota laut lainnya, ikan Capungan Banggai tidak melewati fase plantonik dalam
siklus hidupnya.
Di laut ikan Capungan Banggai hidup
di perairan dangkal dan dijumpai hidup bersama dengan bermacam-macam biota
laut, antara lain Bulu Babi, Anemon, Bintang Laut, Karang, dan Lamun.
Duri-duri panjang yang ada di Bulu Babi menyediakan tempat berlindung baik
untuk ikan dewasa maupun juvenil, sehingga menyulitkan predator yang ingin
memangsa mereka. Ikan dewasa biasanya berenang di bagian atas bulu babi
sedangkan juvenil akan berdiam di sela-sela duri dekat dengan tubuh bulu babi.
Saat ini Capungan Banggai
menghadapi ancaman menurunnya populasi akibat tingkat pengambilan yang sangat
tinggi dan cara penanganan yang tidak tepat, sehingga menyebabkan tingkat
kematian yang sangat tinggi. Ikan ini adalah salah satu komoditi ikan
hias laut sehingga permintaan dari luar negeri cukup besar. Indonesia
telah mendapat tekanan dari dunia internasional berupa usulan untuk
memasukkan jenis ini ke dalam Appendix II CITES (boleh diperdagangkan
secara tetapi perdagangannya diatur secara international) hingga pelarangan
membeli ikan hasil tangkapan alam. Sebenarnya sudah banyak pihak
yang berhasil membiakkan ikan ini, tetapi sebagian besar ikan yang ada di pasar
internasional masih berasal dari penangkapan di alam (wild caught).
Capungan Banggai oleh IUCN
sudah ditetapkan pada status endangered species, pemerintah Indonesia berupaya
melakukan pengelolaan kegiatan perikanan ikan Capungan Banggai, juga karena
mempertimbangkan keberlanjutan sumberdayanya dan perekonomian para
nelayan. Bersama LINI, selain memulai proses penyusunan dokumen rencana
pengelolaan juga dilakukan kegiatan pelatihan teknis tidak hanya cara
penangkapan yang tidak merusak tapi juga meliputi perawatan pasca tangkap untuk
menjaga kualitas dan kesehatan ikan, pemahaman pembatasan jumlah tangkapan dan
penetapan daerah perlindungan laut di masing-masing lokasi penangkapan .
Sebenarnya mengelola sumberdaya yang
terbatas ini tidaklah sesulit yang dibayangkan. Hanya kemauan untuk
membuat kesepakatan dan mengatur diri sendiri, baik dari pelaku perdagangan di
daerah suplai maupun para pembeli akhir. Eksportir dan importir harus punya
kepekaan dan mengambil bagian dalam gerakan pelestarian ikan Capungan Banggai
ini. Pemerintah daerah sesungguhnya punya posisi yang kuat dalam
mengarahkan pengelolaan. Perangkat pengelolaan dapat berupa pengaturan
jumlah tangkapan, penetapan daerah perlindungan laut (akan sangat baik jika
merupakan hasil pengajuan dari masyarakat), monitoring data tangkapan,
monitoring kondisi populasi dan masih banyak lagi yang lain sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan. Di Kepulauan Banggai sendiri bukan hanya isu ikan
Capungan yang perlu diperhatikan, akan tetapi masih maraknya penggunaan bom dan
sianida untuk tujuan mengambil ikan konsumsi. Hal ini juga perlu menjadi
perhatian serius bagi semua pihak, khususnya pemerintah daerah dan aparat
hukum.
Selain Objek Wisata bawah laut yang
menarik ternyata Di Banggai kepulauan ini juga terdapat objek wisata budaya
yang merupakan peninggalan Raja Banggai yang
biasa disebut keraton peninggalan Raja Banggai yang kondisinya masih
terpelihara baik. Obyek wisata budaya ini sekitar 72 kilometer dari Luwuk. Di
dalamnya terdapat keris kerajaan, payung kerajaan, alat musik kulintang dan pakaian
kebesaran raja lainnya.
Kerajaan Banggai diperkirakan
berdiri pada abad ke 13 tahun Saka 1478 atau tahun 1365 Masehi. Kerajaan ini
berada di bawah pengaruh Kesultanan Ternate di Maluku Utara. Bentuk bangunan
keratonnya seperti yang ada di Tidore dan Ternate karena hubungan historis.
Kerajaan Banggai dikenal sebagai kerajaan paling demokratis di dunia karena tidak mengenal putra mahkota atau ahli waris karena siapapun bisa diangkat sebagai raja atas keputusan Basalo Sangkep yang berfungsi sebagai Majelis Permusyawaratan Rakyat atau wakil rakyat. Banggai juga memiliki bendera berwarna putih bersudun 13 yang merupakan warisan rumpun keramat paisutobui.
Kerajaan Banggai dikenal sebagai kerajaan paling demokratis di dunia karena tidak mengenal putra mahkota atau ahli waris karena siapapun bisa diangkat sebagai raja atas keputusan Basalo Sangkep yang berfungsi sebagai Majelis Permusyawaratan Rakyat atau wakil rakyat. Banggai juga memiliki bendera berwarna putih bersudun 13 yang merupakan warisan rumpun keramat paisutobui.
Makam Raja Mandapar menjadi salah satu tujuan wisata di kelurahan Lompio, kota Banggai. Makam yang hanya terbuat dari timbunan batu-batuan terkesan sangat sederhana tetapi banyak dikunjungi wisatawan. Dia adalah sosok yang menyatukan wilayah Banggai Keplauan dan Banggai Darat. Raja ini dimakamkan tahun 1625 atau 25 tahun setelah memerintah.
Di Kota Banggai ada tiga rumah keramat yaitu rumah keramat Bobolau, rumah keramat Kokini dan rumah keramat Putal. Salah satunya terletak di Kelurahan Lompio. Di rumah keramat ini terdapat sebuah keni atau bejana yang diyakini sebagai tempat tinggal Putri Saleh Butu Bulugaus. Putri ini dalam waktu tertentu keluar dari kendi dan menampakkan diri pada orang-orang di sekitarnya.
Konon Putri Bulugaus adalah putri
seorang raja Banggai dan mempunyai saudara laki-laki bernama Abu Gasim. Namun
dalam keseharian keduanya sering sekali bertengkar. Putri akhirnya wafat dan
dimakamkan di rumah keramat itu dan Abu Gasim dimakamkan di rumah keramat di
Kelurahan Dodung. Pantai Lambangan Pauno merupakan obyek wisata lainnya di kota
Banggai.
Tempat pemandian pinggir pantai ini
di Desa Kendek sekitar 10 km dari Banggai. Pasir putih, batu karang, tebing
terjal dan pohon ketapang yang memagari pantai memperindah pantai.
informasi parsiwuliaswaetsai ntuensgaanhtara 562 Kabupaten Banggai daratan juga memiliki obyek pantai yaitu Pantai Kilo Lima yang ramai dikunjungi masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat pusat kota. Deretan kios, kafe dan warung makan memenuhi pinggir pantai. Kegiatan olahraga pantai seperti berenang, ski air atau berselancar Suaka margasatwa Salodik terletak 27 km dari kota Luwuk. Untuk mencapai cagar alam ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama40 menit. Daya tarik utamanya adalah air terjun bersusun-susun yang berada di ketinggian 600 meter dari atas permukaan laut. Karena alamnya yang indah, jaman kolonial dulu Belanda membuat pesanggrahan yang masih dapat dijumpai sampai sekarang.
Keunikan kepulauan banggai menjadi
salah satu hal yang menarik untuk di kunjungi terutama bagi wisatawan yang
menginginkan suasana wisata yang dekat dengan kehidupan bawah laut.
informasi parsiwuliaswaetsai ntuensgaanhtara 562 Kabupaten Banggai daratan juga memiliki obyek pantai yaitu Pantai Kilo Lima yang ramai dikunjungi masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat pusat kota. Deretan kios, kafe dan warung makan memenuhi pinggir pantai. Kegiatan olahraga pantai seperti berenang, ski air atau berselancar Suaka margasatwa Salodik terletak 27 km dari kota Luwuk. Untuk mencapai cagar alam ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama40 menit. Daya tarik utamanya adalah air terjun bersusun-susun yang berada di ketinggian 600 meter dari atas permukaan laut. Karena alamnya yang indah, jaman kolonial dulu Belanda membuat pesanggrahan yang masih dapat dijumpai sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar